HANAFI K SIDHARTHA

HANAFI K SIDHARTHA

Yogyakarta - Indonesia


Birth : 05 FEBRUARI 1996

@hksidhartha

Hanafi Kurniawan Sidhartha
adalah Seorang visual artist asli Ambarawa yang saat ini tinggal di Kota Yogyakarta. Dalam laku pengkaryaan ia banyak mengambil peran dalam memperhatikan desa, budaya untuk memperkuat karya sekaligus merawat dan melangsungkan warisan leluhur.

Hanafi memiliki banyak ketertarikan pada visual experiences seperti seni instalasi dengan projection mapping. Karyanya banyak merepresentasikan tentang nilai – nilai kebudayaan, kearifan lokal jawa. Figur / karakter visualnya berakar atas 3 unsur yaitu alam,manusia, dan budaya jawa. Ketiga unsur itu saling mengikat dalam diri Hanafi dan tidak terlepas dari karakter visual dalam karya-karyanya. Seperti dalam project beberapa pamerannya “Meruang Hayuning Bawana I di Jakarta, Meruang Hayuning II di pameran Kembulanu III di Gallery Rj Katamsi Yogyakarta, Meruang Hayuning Bawana III di Lussid Café Taman Siswa Yogyakarta. Pameran Visual Mapping “Beyond Batik” di Bulan Gallery Bandung. Dan pameran yang belum lama ini “Mulih Mula Mulanira” kolaborasi dengan Maestro Senirupa Indonesia Nasirun di Jogja National Museum Yogyakarta.

MOTION GRAPHIC

Ngudi Kasampurnan Jati | Dewa Ruci

00:02:00
2022

Dalam kehidupan tidak lepas dari sebuah pencarian jatidiri untuk mencapai sebuah kesempurnaan . Mencari kesempurnaan adalah konsep inti dalam kehidupan masyarakat jawa. Dalam Falsafah jawa proses perjalanan pencarian jatidiri berpijak pada welas asih (cinta kasih) kepada sesama mahluk hidup ciptaan Tuhan, itu kunci untuk menuju kesempurnaan. Kesempurnaan dapat berupa kesempurnaan jiwa ataupun raga. Pencapian kesempurnaan adalah kesadaran, tujuan, dan jalan hidup bagi masyarakat jawa.
Dalam cerita pewayangan lakon Dewa Ruci berisi ajaran moral, nilai dan falsafah hidup orang jawa, jadi nilai yang terkandung dalam kisah ini tentang tasawuf (menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, serta membangun dhahir dan batin untuk dapat memperoleh kebahagiaan kesempurnaan sejati).
Lakon Dewa Ruci, dalam cerita pewayangan, adalah nama seorang dewa kerdil yang dijumpai oleh Bima atau Werkudara dalam sebuah perjalanan mencari air kehidupan. “Tirta Pawitra Mahening Suci” itu hanyalah sebuah perlambang yang harus dimengerti maksudnya.
Tirta : air, kehidupan. Dimana ada air disitu ditemui kehidupan.
Pawitra : bening. Air bening, tidak hanya dilihat dari wujud air yang bening namun juga harus dilihat dari kegunaannya menghidupi semua makhluk, manusia, hewan dan tumbuhan.
Mahening : dari kata Maha dan ening yang mewujudkan arti ketentraman lahir dan batin.
Suci : terhindar dari dosa.
Lakon Dewa Ruci berkisah tentang kepatuhan murid kepada guru, kemandirian bertindak, dan perjuangan menemukan jati diri. Menurut filsafat Jawa, pengenalan jati diri akan membawa seseorang mengenal asal-usul diri sebagai ciptaan dari Tuhan. Pengenalan akan Tuhan itu menimbulkan hasrat untuk bertindak selaras dengan kehendak Tuhan, bahkan menyatu dengan Tuhan, yang disebut sebagai Manunggaling Kawula Gusti (bersatunya hamba-Gusti).